Bisnis, Ngaji Dan Dakwah: Jangan Sampai Bangkrut Di Akhirat


Tahukah Kamu siapa orang yang kelak masuk golongan orang yang bangkrut diakhirat?

Abah terhenyak ketika dalam sebuah forum kajian pengusaha hijrah, sang narsum mengupas hadits tentang sosok yg terkena kondisi muflis alias bangkrut. 

Sudah barang tentu pengusaha sangat fasih akan hal yg satu ini, sesuatu yg sangat dihindari. Tapi ini sesuatu yg lain. 

Bangkrut di akhirat! Bangkrut di dunia, sangat bisa dibayangkan. Tapi di akhirat, waduh, sudah pasti ngeri sekali!

Dengan bahasa hati, sang narsum menyampaikan dengan sangat detail, perlahan namun membuat merinding siapa saja yg hadir saat itu. 

Rasulullah SAW bersabda, “Apakah kalian tahu siapa muflis (orang yg pailit) itu?” Para sahabat menjawab,”Muflis (orang yg pailit) itu adalah yg tidak mempunyai dirham maupun harta benda.” 

Tetapi Nabi SAW berkata : 

“Muflis (orang yg pailit, bangkrut) dari umatku ialah, orang yg datang pada hari Kiamat membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah mencaci dan (salah) menuduh orang lain, makan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak). 

Maka orang-orang itu akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikannya. Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka”

(HR. Muslim, at Tirmizi dan Ahmad)

Ya Allah, bangkrut di akhirat itu benar-benar mengerikan. Tak terbayangkan dalam pikiran abah. 

Setelah hampir 24 jam bergelut dengan  bisnis. Membangun kerajaan bisnis di dunia. Profit yg membumbung tinggi, terus bertumbuh meski dengan peluh dan sinambung tak ada henti dari generasi ke generasi.  Tapi sayangnya, kita tak bisa memastikan bisnis itu berkah atau tidak. 

Kita sering berhadapan dengan sikon yg mau tak mau terpaksa menghalalkan segala cara. Yg penting bisnis eksis! Duh, jelas ini jauh dari kata berkah.

Lebih mengerikan lagi, jika ternyata bisnis yg kita bangun juga membuat kita tak terpikir waktu untuk umat! 

Hak pribadi atau sejauh-jauhnya hak keluarga, tapi lupa akan hak Allah pada diri kita. Lupa bahwa ada hak perjuangan di jalan Allah. Kalau ini terjadi, waduh,  makin jauh dari berkah!

Berkah itu bertambahnya kebaikan, ketaatan. Jiyadatul khair! Ini hanya akan terjadi jika dengan bisnis, kita jadi makin dekat taat kepada Allah. Membuat kita cenderung beramal sholeh, bukan amal salah alias maksiat. 

Kita jadi semakin takut akan pertanggungjawaban di pengadilan akhirat nanti. Mendorong kita untuk memenuhi hak Allah, hak perjuangan di jalan Allah, baik  hartanya, maupun raganya !

Lantaran arus utama hari ini yg sekuler habis, memastikan bisnis kita berkah hari ini menjadi sesuatu banget. 

Karena itu berarti kita membersihkan bisnis kita dari potensi kebangkrutan di akhirat! Sesuatu yg sulit dilakukan di alam sekuler!

Truly Muslempreneur

Mari kita renungkan....

Apa yg kita cari sesungguhnya?  Apa tujuan bisnis kita?  Kita ada di dunia bukan untuk sekedar bisnis! Tapi untuk mencari bekal pulang. Bekal sebaik-baik bekal! 

Benar, bisnis itu pasti agar kita untung, tumbuh dan sinambung. Tapi kalau hanya itu, sayang sekali hidup kita. Kita harus jadikan bisnis kita itu berkah agar bisa menjadi bekal yg cukup untuk pulang kampung kelak!  

Yap, agar bisa pulang kampung ke negeri akhirat dengan selamat. Agar bisnis kita bisa menjadi kendaraan kita masuk surga firdaus-Nya Allah. Agar bisnis bisa membuat kita bahagia di dunia dan akhirat. 

Karena itu, tak ada cara lain, sejak sekarang hingga seterusnya, kita harus serius menggunakan slogan Bisnis, Ngaji dan Dakwah. Dengan slogan ini,  kita bisa memastikan bisnis kita itu profit, tumbuh, sinambung dan Berkah. 

Seperti yg dicontohkan oleh para pendahulu kita, salah satunya Sahabat Abdurrahman bin Auf. Sosok binaan dakwah Rasulullah SAW yg konsisten. Beliau memastikan bisnisnya selalu sesuai dengan syariat. 

Beliau mengaji intensif langung kepada Rasulullah SAW. Beliau juga terjun langsung mendakwahkan  Islam yg kaffah kepada umat dengan hartanya juga raganya. 

Singkat cerita, dengan begitu banyak harta yg diinfaqkan di jalan Allah, ketika meninggal pada usia 72 tahun beliau masih juga meninggalkan aset yg sangat banyak. 

Ada 1.000 ekor unta, 100 ekor kuda, 3.000 ekor kambing dan masing-masing istri beliau mendapatkan warisan 80.000 Dinar. Artinya, kekayaan yg ditinggalkan Abdurrahman bin Auf saat itu berjumlah 2.560.000 Dinar atau senilai kurleb 5,4 Triliun Rupiah. 

Tanpa hutang tanpa riba. Ini jelas profil bisnis penuh ‘berkat’ dan berkah!

Jadi, jangan mencontoh pengusaha kapitalis hari ini yg lupa akhirat, menghalalkan segala cara dan lupa akan hak Allah, hak perjuangan agama. Contohnya? Tak perlulah abah sebutkan. Kita semua tahu itu! 

Truly Muslempreneur

Dengan kredo Bisnis Ngaji Dakwah, bisnis kita akan menjadi bekal kita menuju surga firdaus-Nya Allah Swt ! Ini semua memang butuh azzam dan tawakkal, butuh disiplin, militansi dan konsistensi. 

Bi idznillah wa bi nashrillah kita pasti bisa, kalau kita mau ! Ya. Begitulah Nabi kita yg mulia telah bersabda, 

Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasûlullâh SAW bersabda,  “Semua umatku akan masuk surga kecuali yg enggan, para Sahabat bertanya, “Wahai Rasûlullâh! Siapakah yg enggan?” Beliau SAW menjawab, “Barangsiapa yg mentaatiku niscaya ia akan masuk surga, dan siapa yg bermaksiat kepadaku maka dia enggan (untuk masuk surga).”

(HR. Bukhari, Ahmad, dan Hakim)

Jelas banget bukan, kata kuncinya hanya MAU tunduk, taat dan patuh pada syariat yg telah Beliau SAW bawa! Itu saja. 

Ya Allah tempat bergantungnya harapan dan doa dari semua hambaNya, tanamkanlah kecintaan dalam diri kami pada ketaatan, dakwah dan syariatMu. 

Buanglah kesombongan pada diri kami agar kami dapat menerima kebenaran Islam. Tanamkanlah kebencian pada diri kami terhadap kemaksiatan, kefasikan, kemunafikan, kedzoliman. 

Berilah kami kesabaran atas apa yg telah Engkau tetapkan.

Ya Allah, jadikan kami, khususnya pengusaha muslim,  orang-orang yg beramal ikhlas untuk menegakkan kembali syariatMu yg kaffah. Kokohkan kami di jalan dakwah yg mulia ini. 

Kembalikanlah kaum Muslimin pada kemuliaannya. Kami rindu agar hidup kami kembali dipenuhi keberkahan yg Engkau turunkan dari langit dan bumi.

Allahumma sholli ala Muhammad..

Aamiin Allahumma aamiin..

Barakallahu fikum...

Sumber : 

Majelis Bengkel Pengusaha

Edisi Spesial Ramadhan #015

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama