Tanggung Jawab Kepemimpinan

 

Tanggung Jawab Kepemimpinan



Tanggung Jawab Kepemimpinan


عَنِ ابْنِ عُمَرَ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ : " أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالْأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ، وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ، وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ، وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ، وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ، وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ، وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ، أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ ".


Dari Ibnu Umar ra. dari Nabi saw.  Bahwasanya Beliau bersabda : " Ingatlah, setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan diminta (pertanggungjawaban) atas yang dipimpinya. Pemegang urusan manusia adalah pemimpin dan dia akan dimintai tanggung jawab atas yang dipimpinya. Laki-laki/swami adalah pemimpin atas keluarganya dan akan dimintai tanggung jawab atas mereka.


Wanita/Istri adalah pemimpin atas rumah suaminya dan anak anaknya dan dia akan dimintai tanggung jawab atas mereka. Budak adalah pemimpin atas harta tuanya dan dia akan dimintai tanggung jawab atasnnya.


Ingatlah, setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan diminta (pertanggungjawaban) atas yang dipimpinya [HR. Muslim ].


Mukhorijul Hadits


Hadits tersebut diatas, juga diriwayatkan oleh :

1. Imam Bukhori dalam kitab shahihnya Juz : 3, hal : 120 Nomor : 2409, Juz :3 No :150, Nomor : 2554, 2558, Juz 4, hal : 5, No: 2751.

2. Imam Abu Dawud dalam sunanya Juz 3, halaman 231, No : 2928.

3. Imam Tirmidzi dalam sunanya Juz : 3, hal : 322, No : 1705

4. Imam Ahmad dalam musnadnya, Juz : 8, hal :83, Nomor  : 4495 

Semuanya riwayat bersumber dari Abdullah Ibu Umar bin Khothob ra.


Penjelasan Hadits


Pemimpin adalah orang yang diberi amanah /tanggung jawab untuk mengurus, mengatur, mengelola, memberdayakan satu individu atau lebih untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam bahasa arab, kata yang sering dipakai untuk makna pemimpin adalah رَاعٍ sebagaimana yang termaktub dalam hadits

أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ، 


ingatlah, setiap kalian adalah pemimpin.


Kata رَاعٍ sendiri merupakan bentuk isim fa'il dari kata رَعَي - يَرْعَي yang juga memiliki makna atau arti menggembala. sebagaimana dalam petikan hadits

كَرَاعٍ يَرْعَى حَوْلَ الْحِمَى

seperti penggembala yang menggembala di sekitar pagar/pembatas.


Jadi seorang pemimpin itu seperti seorang penggembala yang menggembalakan hewan gembalaanya. Tentu sebagai seorang penggembala ia punya tanggung jawab atas nasib gembalanya agar tercukupi kebutuhanya seperti kebutuhan makan, tempat tinggal, keamanan juga agar jangan sampai memakan makanan yang merupakan milik orang lain.

Maka tanggung jawab pemimpin terhadap jamahnya/ anggautanya / rakyatnya pun memiliki kesamaan. ia harus adil, juga harus memikirkan nasib mereka, tentu sja sesuai dengan kemampuanya. Begitu pula tanggung jawab terhadap nasib mereka akherat kelak.


Pemimpin tidak boleh hanya memikirkan nasib dirinya semata, atau mementingkan keuntungan/kebaikan bagi dirinya dan koleganya. bahkan ia dilarang mengabaikan hak-hak anggotanya apalagi mengambil hak mereka. 


Rasulullah saw mengancam pemimpin yang tidak amanah dengan ancaman yang sangat keras sebagai mana tersebut dalam hadits berikut : 

مَا مِنْ وَالٍ يَلِي رَعِيَّةً مِنَ الْمُسْلِمِينَ، فَيَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لَهُمْ، إِلَّا حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ ".

Tidaklah seorang wali/pemimpin yang memegang kemimpimpinan dari kalangan umat islam, kemudian ia mati dalam keadaan khianat atas mereka kechali Allah haramkan atas mereka surga (HR. Bukhori dari Ma'qil bin Yasar al-Mazaaniy ra. ).


Ibu Bathol mengomentari hadits tersebut dengan mengatakan : “Ini adalah ancaman yang keras terhadap pemimpin pemimpin yang lalai/buruk. maka barangsiapa yang menghilangkan hak hak orang yang dipimpinya atau berkhianat atas kepemimpinanya atau mendhalimi orang yang dipimpinya sungguh ia telah mendhalimi hamba hamba Allah swt”.


Bahkan dalam hadits lain rasulullah pernah berdo'a : 

اللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ فَاشْقُقْ عَلَيْهِ، وَمَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَرَفَقَ بِهِمْ فَارْفُقْ بِهِ.

Ya Allah, barang siapa yang diserahi untuk mengurus suatu urusan umatku kemudian ia mempersulit mereka maka persulitlah urusan atasnya, dan barang siapa yang diserahi untuk mengurus suatu urusan umatku kemudian ia berlemah lembut maka lemah lembutlah pada  mereka (HR. Muslim dari Aisyah ra.)


Kedhaliman pemimpin itu dapat meliputi berbagai hal seperti tidak memikirkan nasib umat/rakyatnya, menyalahgunakan wewenang jabatanya, bersikap arogansi terhadap bawahan / umat / rakyatnya, tidak memikirkan kesejahteraan mereka, tidak memikirkan keagamaan mereka, tidak bijaksana dalam mengambil keputusan, korupsi dan lain sebagainya.


Dalam hadits Muslim di atas rasulullah juga member informasi tentang jenjang kepemipinan. Ada pemimpin pemerintah (  Amir ) seperti presiden, gubernur samapi tingkat RT, pemimpin keluarga (swami ), pemimpin rumah-tangga, dan pemipin pada sekala tercecil. Adapun pemimpin organisasi, pemimpin partai, pemimpin jamaah, kepala sekolah dan lain sebagainya masuk dalam kelompok Amiir, karena mereka semua telah diberi kepercayaan oleh masyarakat untuk mengurus / mangatur dan memperjuangkan urusan mereka.


Faidah Hadits

Menjadi pemimpin itu harus bertanggung jawab, amanah dan adil.

Menjadi pemimpin harus bersikap lemah lembut pada orang yang dipimpinya.

Tidak boleh menyalahgunakan wewenang dan jabatanya

Tidak boleh mempersulit urusan umat/rakyatnya

Mengarahkan dan member pembinaan keagamaan agar mereka selamat di akherat.

Allah akan meminta pertanggung-jawaban atas kebijakan seorang pemimpin. 


Sekecil apapun kebaikan maupun kejahatan seorang pemimpin semua akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah SWT.

Pemimpin yang amanah, adil dan bijaksana akan mendapat balasan yang baik berupa surga

Sedang pemimpin yang fajir / jahat / tidak amanah maka mereka diancam dengan ancaman yang sangat keras.


Rasulullah mengawali dan mengahiri nasehat di atas dengan mengatakan : 

أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِه

Hal menunjukan seakan-akan beliau takut bila umatnya melupakan pesan kepemimpinan tersebut, sehingga perlu menyebutnya dua kali, di depan dan di belakang.  

Wa Allahu A’lam


Ditulis Oleh : Ustad Wakhirin S. Sy  (Binroh RS Islam Muhammadiyah Rodliyah Achid Moga Pemalang)


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama