Peluncuran Buku Potret Diri Meriahkan Hari Jadi Purbalingga Dan Hari Ibu

Peluncuran Buku Potret Diri Meriahkan Hari Jadi Purbalingga Dan Hari Ibu


Purbalingga – Dalam rangka memperingati Hari Ibu tahun 2021 dan memeriahkan Hari Jadi Kabupaten Purbalingga ke-191, sejumlah 45 orang yang tergabung dalam Komunitas Penulis Perempuan Purbalingga meluncurkan buku antologi puisi “Potret Diri”. Peluncuran buku dilaksanakan di salah satu hotel yang ada di Purbalingga secara terbatas dan disiarkan secara live streaming melalui channel youtube Dinkominfo Purbalingga, Minggu (26/12/2021).

Menurut keterangan Ketua Komunitas Penulis Perempuan Purbalingga, Windu Setyaningsih dalam laporannya mengatakan peluncuran buku antologi hari ini merupakan yang kedua kalinya. Peluncuran pertama dilaksanakan pada tahun 2020. Peluncuran tersebut menjadi bukti eksistensi penulis khususnya perempuan di Purbalingga.

Peluncuran buku ini untuk memperingati hari ibu ke-93 dan Hari Jadi Purbalingga ke-191,tuturnya.

Ia menambahkan, penulis perempuan Purbalingga berawal dari Katasapa, sebuah komunitas sastra di Purbalingga. Penulis perempuan Purbalingga berlatar belakang lahir, tinggal dan atau pernah tinggal di Purbalingga.

Di tahun 2020 baru ada sekitar 21 penulis perempuan. Tapi sekarang sudah ada 45 orang penulis,” tambahnya.

Sementara itu, Indra Devandra dari SIP Publishing yang menerbitkan buku antologi puisi yang turut hadir dalam kesempatan tersebut, mengaku takjub terhadap karya-karya penulis perempuan Purbalingga. SIP Publishing merasa terhormat bisa menjadi bagian dari sejarah untuk ikut menerbitkan karya penulis perempuan Purbalingga.

Ini adalah sebuah kehormatan bagi kami. Untuk ikut menjadi saksi sejarah dalam penerbitan buku ini,” ujarnya.

Di tempat yang sama dalam sambutannya Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Purbalingga, R. Imam Wahyudi, S.H., M.Si mewakili Bupati Purbalingga mengatakan, sastra bisa-bisa menjadi gambaran kondisi sebuah peradaban atau masyarakat saat itu.

Menurutnya, tidak ada peradaban yang bisa dirubah maju tanpa karya sastra.

Sastra menjadi gambaran kondisi masyarakat dan dinamikanya. Chairil Anwar, Taufik Ismail dan lainnya bisa menjadi gambaran kondisi sosial budaya masyarakat pada waktu itu,” tuturnya.

Ia menambahkan, banyak mengikuti perkembangan sastra, termasuk di wilayah Banyumas. Ia mengaku memiliki tidak kurang dari 2000 buku sastra dari segala genre, meliputi sejarah, ilmiah dan sastra.

Ia pun mengapresiasi penulis perempuan Purbalingga yang telah meluncurkan dua seri buku antologi puisi hingga hari ini.

Atas nama Pemerintah Kabupaten Purbalingga menyampaikan apresiasi kepada para penulis perempuan Purbalingga yang telah meluncurkan dua seri buku. Semoga akan terus eksis menelurkan karyanya, pungkasnya. (Red/RP).

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama