Pelajar Palestina Mendapatkan Beasiswa Lanjut Pendidikan Perguruan Tinggi Muhammadiyah

Pelajar Palestina Mendapatkan Beasiswa Lanjut Pendidikan Perguruan Tinggi Muhammadiyah

 

Jakarta -- Pendidikan merupakan hal yang fundamental dalam membangun sumber daya manusia yang kompeten dan profesional. Namun, masih banyak diantara kita yang kesulitan mendapatkan akses pendidikan yang layak. Konflik berkepanjangan di Palestina menimbulkan jutaan korban, sehingga banyak pelajar tidak dapat mengecap pendidikan yang semestinya. Merespon hal ini, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI, Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, dan Majelis Diktilitbang (Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan Muhammadiyah) PP Muhammadiyah melalui donasi Ma'had Islam Rafiatul Akhyar (MIRA) pimpinan ustadz Adi Hidayat, meluncurkan "Program Beasiswa Pendidikan bagi Pelajar Palestina" untuk memudahkan jalan dalam menuntut ilmu dan mengejar mimpi-mimpi mereka.

Acara ini berlangsung secara daring pada Kamis (11/11). Turut hadir dalam acara ini Ketua Baznas RI Noor Achmad, Direktur Utama Baznas RI Arifin Purwakananta, jajaran pimpinan Baznas RI, Duta Besar Palestina Zuhair Al-Shun, Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Chairil Anwar, Tim Beasiswa Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Yordan Gunawan, Direktur Utama Lazismu PP Muhammadiyah M. Sabeth Abilawa, dan Badan Pengurus serta Direksi Lazismu.

Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Chairil Anwar menyampaikan, Muhammadiyah memiliki 166 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) yang tersebar di seluruh Indonesia, 66 di antaranya adalah universitas dengan jenjang program yang diselenggarakan mulai dari diploma 3, diploma 4, S1, S2, dan S3. Jumlah mahasiswa yang menuntut ilmu di PTMA lebih kurang 10 persen dari jumlah mahasiswa yang ada di Indonesia.

Chairil menyebut, Muhammadiyah telah berpengalaman dalam memberikan beasiswa, baik untuk mahasiswa dalam maupun luar negeri. "Pengalaman kami dalam memberikan beasiswa di samping kalangan saudara-saudara kita di dalam negeri, kami juga telah memberikan beasiswa secara langsung oleh masing-masing PTMA, yaitu saudara-saudara kita dari Thailand Selatan. 

Rata-rata mereka kuliah S1 dan sebagian dari mereka sudah pulang ke negaranya di bagian Thailand Selatan. Ada di antaranya sudah mendapatkan posisi lumayan. Bahkan kemudian dilanjutkan kerjasama itu, beberapa perguruan tinggi Muhammadiyah diminta datang ke Thailand Selatan, disana mereka mengajarkan Bahasa Indonesia. Jumlah penerima beasiswa ratusan orang," ujarnya.

Chairil juga menambahkan, selain di Thailand Selatan, Muhammadiyah juga memberikan beasiswa untuk mahasiswa yang ada di Filipina Selatan. "Yang kedua, kami atas inisiatif bersama dengan konsul pendidikan kita yang ada di Filipina memberikan beasiswa kepada mahasiswa-mahasiswa di Filipina Selatan, terutama program-program S2 dan S3. Sebagian sudah selesai, terutama yang S3 lulus dari program S3 Ilmu Agama Islam di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta," terangnya.

Ia pun berterima kasih atas kepercayaaan yang telah diberikan oleh Baznas, Lazismu, dan Ma'had Islam Rafiatul Akhyar. "Kami sangat berbahagia, Majelis Diktilitbang mendapatkan kepercayaan dari Baznas, Lazismu, dan Quantum Akhyar Institute untuk berbagi dengan saudara-saudara kita yang ada di Palestina. Kita tahu bahwa saudara-saudara kita di Palestina sangat membutuhkan bantuan pendidikan ini. Untuk itu kami ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Baznas RI, kepada Lazismu, dan tentu saja kepada ustadz Adi Hidayat dari Quantum Akhyar Institute.

InsyaAllah pengalaman yang semacam ini bisa kita gunakan sebagai modal, sebagai best practices nantinya yang bisa digunakan apabila Republik Indonesia bisa memberikan beasiswa yang sejenis kepada saudara-saudara kita di berbagai macam belahan bumi yang lain, apakah itu di Timur Tengah, di Afrika, bahkan juga di Eropa dan Amerika Selatan." ucap Chairil.

Ia melanjutkan, "Jadi beasiswa yang tadinya berasal dari berbagai macam sumber akan didistribusikan ke perguruan tinggi-perguruan tinggi, melibatkan tujuh PTMA. Yang pertama, yang paling banyak prodi yang ditawarkan adalah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta menawarkan tujuh prodi."

Chairil kemudian menegaskan, pihaknya akan menunaikan amanah yang diberikan dengan sebaik-baiknya. "Dengan pengalaman kami, tidak hanya dengan teman-teman kita di Indonesia melainkan juga di luar negeri, insyaAllah amanah yang diberikan Baznas, Lazismu, dan Quantum Akhyar Institute ini dapat kita tunaikan dengan sebaik-baiknya.

Atas nama Pimpinan Pusat Muhammadiyah, kami merasa sangat bangga sekaligus bersyukur mendapatkan kesempatan untuk berbagi ilmu untuk saudara-saudara kita dari Palestina," tegasnya. 

Duta Besar Palestina, Zuhair Al-Shun dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas bantuan beasiswa yang diberikan oleh Indonesia melalui Baznas. "Atas nama rakyat dan pemimpin Palestina, sebuah kehormatan bagi saya untuk menyampaikan ucapan terima kasih kami atas dukungan terus menerus kepada Palestina. Dan pada kesempatan ini izinkan saya menyampaikan terima kasih kepada Baznas yang telah menyelenggarakan program ini untuk membantu pelajar Palestina. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah berkontribusi dalam mewujudkan program beasiswa untuk pelajar Palestina," ucapnya.

Zuhair melanjutkan, "Saya harap program ini dapat memperkuat hubungan rakyat Indonesia dan Palestina. Program beasiswa ini akan sangat berguna bagi pelajar Palestina, sebagaimana mereka akan belajar dan bertukar kebudayaan di antara sesama generasi muda dari kedua negara. Sebagai tambahan, pelajar Palestina sangat tertarik untuk mempelajari, terutama bidang ilmu pengetahuan, teknologi, teknik, dan kesehatan."

Ia pun berharap akan ada lebih banyak lagi kerjasama yang dijalin oleh kedua negara di masa depan. "Harapannya, akan lebih banyak lagi pelajar Palestina yang dapat menuntut ilmu di negeri tercinta ini dan di kampus tersebut pada masa depan. Terakhir, kami berharap ke depannya akan ada lebih banyak kerjasama antara Palestina dan Indonesia. Semoga kesuksesan untuk kita semua," tutupnya.

M. Sabeth Abilawa selaku Direktur Utama Lazismu PP Muhammadiyah selain mengucapkan terima kasih juga mengungkapkan, kerjasama ini merupakan terobosan baru yang dilakukan oleh Indonesia dalam membantu rakyat Palestina. "Kami dari pihak Lazismu mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas amanah yang diberikan oleh Quantum Akhyar dan Baznas RI karena memang dalam perjalanan panjang pentasyarufan dana bantuan Palestina yang telah dilakukan oleh republik ini dan masyarakat Indonesia, mungkin ini terobosan baru karena selama ini kita selalu menyalurkan di lokasi di Palestina baik Gaza maupun Tepi Barat, namun dengan gagasan menarik pentasyarufan kali ini di Indonesia," ungkapnya.

Bagi Sabeth, untuk membangun perdamaian kita harus memperbaiki sumber daya manusia. Melalui bantuan beasiswa ini, setidaknya ada dua manfaat yang dapat dipetik. "Tentunya dengan ikhtiar ini, ada dua hal yang setidaknya bisa kita petik manfaatnya dalam jangka panjang. Yang pertama adalah tersebarnya nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin, bisa dengan sangat cepat menyebar ke seluruh penjuru negeri-negeri Islam dan melalui pendidikan, melalui penyebaran tata nilai yang ada di kita tentu akan mempercepat proses itu. Yang kedua adalah bagaimana beasiswa ini kemudian akan bisa menguatkan dakwah zakat, gerakan zakat di Palestina dan menguatkan gerakan civil society, membangun manajemen NGO (Non-Government Organization) yang lebih kuat di sana, karena dari dua program beasiswa yang dilakukan perguruan tinggi Muhammadiyah ini nanti adalah beasiswa S2, yang kedua adalah short course untuk manajemen NGO dan kepemimpinan untuk beberapa aktivis NGO dan pegawai-pegawai aparatur sipil di Palestina," paparnya.

Ia juga berharap, Indonesia dapat menjadi salah satu pusat pendidikan Islam dan penerima manfaat program ini dapat terus bertambah. "Kita tentunya berharap bersama, di masa depan Indonesia menjadi salah satu episentrum untuk pilihan pendidikan Islam di dunia Islam secara global dan ini mempertemukan timur dan barat. Tentu kami semua mengucapkan terima kasih sekali lagi, dan bukan sekali ini kita berbuat untuk rakyat Palestina, tentu ini akan masih terus berlanjut. Dan semoga di masa-masa yang akan datang jumlah dan penerima manfaatnya bisa semakin membesar," harapnya.

Ketua Baznas RI, Noor Achmad juga mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada Baznas. "Kami ucapkan terima kasih atas kepercayaan Muhammadiyah, kepercayaan Lazismu yang telah menarik perhatian ustadz Adi Hidayat sehingga mendedikasikan dana tersebut kepada Lazismu untuk perguruan tinggi-perguruan tinggi Muhammadiyah. Saya yakin dengan demikian akan ada banyak hal yang dilakukan oleh Muhammadiyah," ucapnya.

Noor Achmad juga kembali mengingatkan, bahwa amanah penyaluran dana tersebut adalah hanya untuk beasiswa palajar atau mahasiswa Palestina. "Saya sekali lagi menyampaikan bahwa pesan ustadz Adi Hidayat adalah uang 6,3 miliar rupiah hanya untuk beasiswa pelajar ataupun mahasiswa Palestina untuk perguruan tinggi Muhammadiyah," ujarnya. Ia menambahkan, "InsyaAllah barangkali ada perguruan tinggi-perguruan tinggi yang lain yang nanti kalau ada zakat-zakat seperti yang dilakukan oleh ustadz Adi Hidayat juga akan kami salurkan sesuai dengan kepentingan, sesuai dengan dedikasinya tersebut." 

Yordan Gunawan selaku Tim Beasiswa Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah pada kesempatan ini bertugas memaparkan skema program beasiswa tersebut. Muhammadiyah menawarkan dua program beasiswa kepada warga Palestina, yang terbagi menjadi dua batch, yaitu program Magister (2 tahun) dan program Short Course (1 bulan).

Batch pertama untuk program Magister terdiri dari:

1. Universitas Ahmad Dahlan (Psikologi, Manajemen Pendidikan, Pendidikan Bahasa Inggris)

2. Universitas Aisyiyah (Kebidanan)

3. Universitas Muhammadiyah Makassar (Manajemen, Administrasi Publik, Pendidikan Bahasa Inggris)

4. Universitas Muhammadiyah Malang (Hukum, Pendidikan Bahasa Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris)

Batch pertama berupa Short Course terdiri dari:

1. Universitas Ahmad Dahlan (Psikologi: "Positive Psychology and Islam" dan "Critical Psychology")

2. Universitas Muhammadiyah Surakarta

a. Farmasi: "Drug Discovery and Product Development from Natural Resources"

b. Psikologi: "Indigenous Psychology"

3. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 

a. Ilmu Sosial dan Politik: "Conflict Transformation and Peace", "International Relations Virtual Summer School", Governmental Studies Summer School", dan "Communication Studies"

b. Hukum: "Summer Course on Law and Sharia"

c. Ekonomi dan Bisnis: "Accounting Training for Millennials", dan "Training for Young Islamic Economic Leaders"

d. Kesehatan: "Pharmacy Summer School", "Dental Summer School", "Nursing Summer School", dan "Emergency Nursing Conference"

e. Pertanian: "Tropical Agribusiness".

Batch kedua untuk program Magister terdiri dari:

1. Universitas Muhammadiyah Palembang (Hukum, Manajemen, Pendidikan Biologi, Teknik Kimia)

2. Universitas Muhammadiyah Tangerang (Pendidikan Agama Islam, Manajemen, Hukum, Akuntansi)

3. Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang (Administrasi Publik, Pendidikan Bahasa Indonesia)

4. Universitas Aisyiyah Yogyakarta (Kebidanan)

5. Universitas Muhammadiyah Jakarta (Ilmu Komunikasi, Ilmu Administrasi, Manajemen, Akuntansi, Ilmu Politik).

Cakupan beasiswa untuk program Magister sebanyak 20 orang, sementara program Short Course sebanyak 25 orang. Fasilitas yang didapatkan adalah dana pendidikan, biaya hidup bulanan, bridging course, biaya awal kedatangan, tiket pesawat, dana asuransi kesehatan, dana pembuatan visa Indonesia, serta dana tes PCR dan prosedur karantina. Seluruh proses pendaftaran dilakukan melalui website scholarship.diktilitbangmuhammadiyah.org.

Saat serah terima secara simbolis beberapa waktu lalu, ustadz Adi Hidayat berpesan, "Kami berharap bahwa ini menjadi trigger untuk ke depan dan Baznas sebagai pionir di Indonesia yang juga bukan hanya mewakili, tapi gambaran kepedulian pemerintah kita untuk bisa mengakomodir kepentingan umat khususnya umat Islam dalam rangka beribadah kepada Allah SWT melalui harta mereka yang disalurkan sebesar-besarnya demi kemaslahatan umat dan kemaslahatan rakyat juga dan membawa nilai-nilai kebaikan. Mudah-mudahan sampai dengan ke luar sehingga Baznas menjadi mercusuar umat Islam di Indonesia yang memberikan banyak maslahat sampai dengan ke dunia," pesannya.

Ustadz Adi Hidayat menyalurkan donasi dari rakyat Indonesia sebesar Rp. 6.307.205.389,54 rupiah yang dikhususkan untuk beasiswa pelajar Palestina melalui Baznas RI. Penyerahan secara simbolis dilakukan oleh ustadz Adi Hidayat kepada Ketua Baznas RI pada Rabu (22/07) lalu yang disaksikan oleh Pimpinan Baznas RI di kantor Baznas Jakarta. Dana ini ditujukan untuk beasiswa pelajar Palestina yang dididik di Indonesia, bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah.(Red/hms)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama