Lazizmu Gandeng LLHPB Aisyiyah Gelar Kegiatan Penanaman Pohon dan Sayur Dengan Sistem Pola Asuh

Lazizmu Gandeng LLHPB Aisyiyah Gelar Kegiatan Penanaman Pohon dan Sayur Dengan Sistem Pola Asuh


Jakarta- Perubahan iklim telah diakui sebagai penyebab meningkatnya frekuensi kekeringan, kebakaran hutan, cuaca ekstrem yang menyebabkan bencana seperti banjir, longsor, badai siklon, dan lain-lain.

Berbagai bencana alam tersebut menimbulkan korban harta dan jiwa. Di Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, total 1.441 kali bencana alam yang melanda Indonesia sejak 1 Januari-18 Juni 2021. Bencana alam sepanjang 2021 telah menyebabkan 5,3 juta orang mengungsi. Sebanyak 12,8 ribu orang mengalami luka-luka, 69 hilang, dan 493 lainnya meninggal dunia. Bencana terbayak adalah bencana hidrometereologi, yakni bencana-bencana yang disebabkan oleh perubahan iklim.

Sebagai wujud peran Lazismu dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim agar resiko dapat dikurangi dan tidak muncul bencana berkepanjangan, Lazismu menggelar kegiatan program gerakan "Penanaman Pohon dan Sayur Dengan Sistem Pola Asuh" dengan menggandeng Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah. Peluncuran program ini berlangsung secara hybrid pada Jum'at (05/11). Untuk daring dilakukan melalui Zoom, sementara luring berlangsung di Ruang Rapat Gedung Pimpinan Pusat Aisyiyah, Jalan Gandaria I No. I Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Pada kesempatan itu turut hadir Ketua PP Aisyiyah Masyitoh Chusnan, Ketua LLHPB PP Aisyiyah Nurni Akma, Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah Muarawati Nurmalinda, serta Hening Parlan selaku Kepala Divisi Lingkungan Hidup LLHPB PP Aisyiyah.

Dalam sambutannya, Ketua LLHPB PP Aisyiyah, Nurni Akma menjelaskan tiga kegiatan yang dapat dilakukan dalam program bersama Lazismu ini. Pertama adalah Awareness atau Penyadaran. Hal ini merupakan kegiatan penyadaran lingkungan dalam konteks perubahan iklim dan pentingnya aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim untuk mencegah bencana.

Kedua, Pola Asuh Pohon dan Sayur yaitu aksi penanaman pohon dan sayur dengan pola asuh. Hal ini dilakukan karena selama ini penanaman pohon sering sifatnya seremonial dan pohonnya tidak terawat dengan baik. "Kita akan menanam pohon di 1  titik/area dengan masing-masing area minimal 500 pohon dan 100 bibit sayuran dengan jenis yang berbeda-beda," jelasnya. Terakhir atau ketiga, kita dapat berkontribusi pada Ustazah Lingkungan. Pada proyek ini ditargetkan akan mempunyai 100 ustadzah lingkungan.

Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah yang diwakili oleh Muarawati Nurmalinda pada acara tersebut menyebutkan, Lazismu memiliki Rencana Strategis (Renstra) jangka panjang selama lima tahun ke depan. Dalam rencana strategis tersebut, program lingkungan diputuskan menjadi salah satu dari enam pilar aksi layanan Lazismu. "Keputusan kami memasukkan program lingkungan sebagai sebuah pilar tersendiri tidak bisa lepas dari isu di dunia saat ini, program lingkungan menjadi perhatian bersama untuk kehidupan yang lebih baik dimasa yang akan datang," ungkapnya.

Menurut Muarawati Nurmalinda yang akrab disapa Ara ini, ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan oleh mitra dalam menjalankan program bersama Lazismu. Pertama adalah tata kelola yang baik. Kedua yaitu menciptakan inovasi sosial, dan yang ketiga adalah mencoba mendorong percepatan pencapaian SDG's. Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) merupakan kesepakatan 193 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa yang ditetapkan pada tahun 2015 yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat global termasuk Indonesia.

Ara berharap, para mitra dapat berkolaborasi dengan program-program yang sudah sesuai dengan Renstra Lazismu. Ia juga menambahkan agar para mitra dapat terus meningkatkan tata kelola dalam penyaluran serta menjaga akuntabillitas dan transparansi. Harapannya adalah ketika audit tidak ada temuan-temuan yang membuat masalah karena dapat mempengaruhi semua. "Tujuan Muhammadiyah 'Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur' melalui zakat, infak, dan sedekah bisa semakin cepat tercapai," pungkasnya.

Ketua PP Aisyiyah Masyitoh Chusnan saat menyampaikan materi Fiqih Tanam Pohon sekaligus menandai dimulainya program ini berharap agar kerjasama ini dapat menjadi program unggulan. "Mudah-mudahan ini merupakan kegiatan awal yang bisa menjadi program unggulan," harapnya. Ia juga menyambut baik program gerakan Penanaman Pohon dan Sayur Dengan Sistem Pola Asuh ini. Menurutnya, sistem pola asuh dapat dipertanggungjawabkan dan hasilnya juga terukur. "Dengan pola asuh yang kemudian dipertanggungjawabkan dan dilaporkan saya kira sangat bagus dan efektif. Sehingga nanti hasilnya terukur dan kelihatan, apakah itu menanam sayur atau menanam yang lainnya," ungkapnya.

Masyitoh juga memberikan motivasi kepada LLHPB untuk terus berkreasi dan berinovasi agar tujuan Aisyiyah untuk mengangkat kesejahteraan umat dapat tercapai. "Dengan langkah LLHPB dalam merespon dan memfasilitasi kebutuhan ekonomi dari dampak berbagai bencana, baik bencana alam maupun kemanusiaan melalui program penanaman pohon dan sayur dengan sistem pola asuh merupakan langkah yang sangat strategis untuk mengangkat kesejahteraan umat, masyarakat, dan keluarga, khususnya keluarga Aisyiyah. Apa yang dilakukan dengan fokus dan profesional insyaAllah akan membuahkan hasil. Terus berinovasi, berkreasi, dan berijtihad," tutupnya.

Selanjutnya, Hening Parlan selaku Kepala Divisi Lingkungan Hidup LLHPB PP Aisyiyah menyebutkan bahwa melalui program ini, Aisyiyah ingin berkontribusi pada tujuan SDG's, yaitu menghapus kemiskinan, mengurangi kelaparan, kesehatan yang baik dan kesejahteraan, kesetaraan gender, serta penanganan perubahan iklim. Kita ikut kontribusi dalam lima item SDG's," tegasnya.

Hening kemudian menjelaskan, jumlah dana yang akan disalurkan melalui program ini sebesar 215 juta rupiah. Adapun sasaran asnaf penerima manfaat yaitu fakir, miskin, dan sabilillah. Selain itu, kegiatan ini juga sejalan dengan Rekomendasi Muktamar yaitu tanggap dan tangguh menghadapi bencana (rekomendasi ketujuh) serta adaptasi dan mitigasi perubahan iklim (rekomendasi kesebelas).

Program gerakan Penanaman Pohon dan Sayur Dengan Sistem Pola Asuh ini dimulai pada minggu keempat Oktober 2021 dan berakhir pada bulan Desember 2021 serta dilaksanakan pada 15 titik (area) di 10 wilayah atau provinsi di Indonesia. 15 titik tersebut adalah Bali, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur (Kabupaten Blitar, Gresik, Tuban, Tulungagung), Kalimantan Barat, Kalimantan Utara (Kabupaten/Kota Nunukan, Tanah Tidung, Tarakan), Riau, dan Sumatera Utara). Pelaksanaan kegiatan dibagi dalam beberapa tahapan, yaitu persiapan, peluncuran program, penanaman dan perawatan, pelatihan ustadzah lingkungan, serta monev dan pelaporan.(Red/hms)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama