Cilacap-Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Cilacap menyampaikan apresiasi atas dimulainya program pemberdayaan pertanian terpadu melalui penanaman perdana 281 batang pohon kopi coklat jenis unggul di atas lahan tidur milik PCM Kroya. Kegiatan ini menjadi langkah konkret dakwah bil hal dalam menghidupkan potensi ekonomi umat berbasis lahan dan kearifan lokal. Kamis(15/5/2025)
Lahan seluas 14.563 meter persegi yang sebelumnya direncanakan sebagai lokasi RS PKU Kroya kini difungsikan sebagai ladang dakwah pemberdayaan. Lahan tersebut telah ditanami sayuran seperti sawi, kacang panjang, dan melon. Ke depan, seluruh area akan ditanami pohon kopi coklat dengan sistem tumpang sari tanaman sela, seperti talas bogor dan sorgum.
Penanaman perdana secara simbolis dilakukan oleh Ketua PCM Kroya Drs. H. Sudaryono, disusul Ketua MPM PCM Kroya H. Sudarman dan Ketua JATAM Kroya Fajar Arifin, S.Pd.I. Turut hadir dan mendukung kegiatan ini adalah para tokoh masyarakat seperti Sugeng Hadi Hudoyo (mantan Kepala Desa Mujur) selaku pewakaf bibit, Sohirun, S.Pd. (mantan Kepala Desa Mujur), Sapon (Ketua Kelompok Tani), serta H. Imam Fauzi (Bendahara PCM Kroya).
Budhi Burhan Zain, Sekretaris MPM PDM Kabupaten Cilacap, menyampaikan rasa haru dan syukurnya, “Syukur Alhamdulillah. Terima kasih kepada pewakaf bibit, Bapak Sugeng Hadi Hudoyo sekeluarga. Semoga menjadi pahala jariyah. Kami juga berterima kasih kepada PCM Kroya, MPM PCM, dan JATAM Kroya yang telah menjadi pelopor dakwah pemberdayaan. MPM PDM merasa bangga luar biasa, meski kami sadar masih minim kontribusi. Semoga ini menjadi pilot project bagi PCM-PCM lain di Cilacap bahkan dunia.”
Ketua PCM Kroya, Drs. H. Sudaryono, menekankan bahwa kegiatan ini diharapkan menjadi titik balik, semoga ini menjadi awal kebangkitan PCM Kroya. JATAM telah membuktikan keberhasilan dalam pertanian organik, dan diharapkan lahan ini bisa menjadi basecamp aktivis pertanian terpadu. Kami optimis kolaborasi antara MPM dan JATAM dapat membawa keberhasilan dalam pemasaran hasil panen.
Sementara itu, Ketua MPM PCM Kroya, H. Sudarman, menjelaskan bahwa program ini membuka ruang bagi anggota JATAM yang telah lama berkecimpung dalam budidaya kopi. Kami ingin mewadahi potensi yang ada. Diharapkan ini mampu menambah income warga dan membangkitkan ekonomi umat. Sistem tumpang sari dengan talas, sorgum, dan lainnya akan menambah keberlanjutan program.
Ketua JATAM Kroya, Fajar Arifin, S.Pd.I, menyampaikan pentingnya kolaborasi lintas sektor , program ini bisa dikaitkan dengan P5 Kemendikbud, untuk menanamkan bahwa bertani itu mudah dan mulia. Kami ingin menghidupkan kmbali tanah-tanah subur yang terlantar.”
Adapun pewakaf bibit, H. Sugeng Hadi Hudoyo, menuturkan motivasi kuat di balik langkah wakaf ini. Kami merasa ini amanah. Tanah ini dulu direncanakan untuk RS Muhammadiyah. Sekarang kami siap mewakafkan bibit pohon kopi coklat tambahan dan biaya perawatannya, sebagai bagian dari musyawarah keluarga kami.
Program ini menjadi inspirasi nyata pemberdayaan berbasis jamaah dan kemandirian umat, selaras dengan misi dakwah Muhammadiyah yang membumi dan menyentuh kehidupan sehari-hari.(Red)

0 Komentar